Vol. 7 No. 1, April 2007

JURNAL BAHASA & SASTRA FPBS UPI (Jurnal Pendidikan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya). http://www.jurnalfpbsupi.blogspot.com

Abstrak Artikel Vol 7 No. 1, April 2007

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM PERKULIAHAN ANALISIS KESULITAN MENULIS MELALUI PENILAIAN BERBASIS KELAS
Panca Pertiwi Hidayati - FKIP Universitas Pasundan Bandung
Nine Rusmiati - FKIP Universitas Pasundan Bandung



Abstrak: Penelitian ini bertujuan meningkatkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah FKIP UNPAS Bandung dalam perkuliahan Analisis Kesulitan Menulis. Penelitian ini dilakukan dengan desain quasi experiment. Subjek penelitian adalah mahasiswa semester enam angkatan tahun 2003. Ada tiga aspek yang menjadi indicator peningkatan tersebut: (1) kemampuan menganalisis panjang isi karangan sesuai dengan tuntutan ide, (2) kemampuan menganalisis kesulitan unsure kohesi dan koherensi, (3) kemampuan menganalisis pola pikir dan pengembangan ide dalam karangan. Aspek-aspek tersebut dikembangkan melalui prosedur tes tertulis, kinerja (pelaksanaan diskusi kelompok dan kelas), hasil karya (penyusunan makalah), penugasan dan portofolio. Hasil penelitian menunjukkan pengujian nilai pada postes I menunjukkan bahwa nilai thitung 93,310) > dari nilai ttabel (1,699) pada taraf 95%. Demikian pula hasil uji 2 ekor (2-tailed) secara signifikan menunjukkan nilai 0,002<0,05.; (2) pengujian nilai t pada postes II menunjukkan bahwa nilai thitung (1,699) pada taraf 95%. Demikian pula hasil uji 2 ekor (2-tailed) secara signifikan menunjukkan nilai 0,046<0,05. Dengan demikian, melalui penilaian berbasis kelas terjadi peningkatan kemampuan berpikir mahasiswa dalam pembelajaran Analisis Kesulitan Menulis.

Kata kunci: berpikir kritis, berbasis kelas, portofolio.

_______________________________________________________________________________________


WASHBACK TES LISAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA
E. Kosasih - FPBS Universitas Pendidikan Indonesia


Abstrak: Washback merupakan fenomena umum yang sering menyertai setiap pelaksanaan tes. Tidak saja menyangkut komponen-komponen pembelajaran, washback berhubungan dengan aspek-aspek lainnya, seperti orang tua, masyarakat, media masa, yang pada akhirnya berimplikasi pula pada kredibilitas pemerintah dan sekola. Studi atas washback berguna dalam penentuan bentuk tes yang benar, sesuai dengan tuntutan kurikulum dan tujuan pendidikan secara umum. Pada pelajaran bahasa, studi atas washback belum dilakukan secara sungguh-sungguh dan berkesinambungan. Padahal ditenggarai telah terjadi kesalahan berkaitan dengan materi yang diteskan yang cenderung didominasi aspekkognitif daripada aspek psikomotorik. Akibatnya, siswa atau para lulusan hanya menguasai aspek pengetahuan, bukan terampil dalam berbahasa.

Kata kunci: washback, efek balik, pendekatan komunikatif, pendekatan autentik, unjuk kerja.

_______________________________________________________________________________________


PEMBELAJARAN KOMPETISI PENERJEMAHAN DAN KASTRASI LINGUISTIK SEBAGAI SIASAT PRAGMATIK
Yoyo Surjakusumah - FPBS Universitas Pendidikan Indonesia


Abstrak: Tulisan ini memaparkan siasat penerjemahan dan kastrasi linguistik para penerjemah profesional dalam melaksanakan tugasnya. Kastrasi linguistik, penghilangan unsur-unsur linguistik, yang dilakukan penerjemah dalam proses penerjemahan dari teks bahasa Inggris (Bsu) ke dalam teks bahasa Indonesia (Bsa) merupakan siasat pragmatik untuk menjadikan teks terjemahannya tepat, jelas, dan alami. Berdasarkan data penelitian terbukti secara konsisten terjadi penghilangan unsur linguistik pada saat penyesuaian struktur bahasa Indonesia (Bsa). Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan 99 paragraf teks terjemahan Bsa dan 99 paragraf teks asli dalam Bsu, dengan menggunakan pendekatan bottom-up atau induktif. Unsur-unsur linguistik yang dihilangkan atau kastrasi linguistik cukup signifikan, yaitu: (1) klausa relatif nonrestriktif (15 kali), 2() ajektiva nonrestriktif (18 kali), (3) frase partisipial nonrestriktif (2 kali), (4) apositif nonrestriktif (20 kali), (5) adverba (20 kali), (6) dan ekspletif ‘there’ (12 kali). Bukti ini merupakan bahan pembelajaran penerjemahan yang harus diinternalisasikan kepada para pembelajar agar pekerjaan penerjemahan lebih efektif dan efisien.

Kata kunci: kompetensi penerjemahan, siasat penerjemahan, kastrasi linguistik.

_______________________________________________________________________________________


ROMAN DETEKTIF SEBAGAI MATERI ALTERNATIF PENGAJARAN SASTRA
Tania Intan - Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran Bandung


Abstrak: Pada dasarnya sastra adalah pengajaran tentang kehidupan. Oleh sebab itu, pengajaran sastra menjadi komponen penting dalam pendidikan dan etika humaniora. Namun demikian, dalam kenyataannya banyak kendala ditemukan dalam pengajaran sastra. Bagaimana seharusnya sastra diajarkan? Pertanyaan tersebut dapat dijawab dengan berbagai tujuan, misalnya dengan penggunaan teks-teks sastra yang relevan dengan minat dan tendensi aktual. Roman detektif yang sangat digemari di Eropa, ternyata dapat juga menjadi materi alternatif bagi pengajaran sastra. Untuk mengupas genre ini, para pengajar sastra pun harus melengkapi diri dengan berbagai teori analisis sastra yang relevan.

Kata kunci: Pengajaran sastra, kendala, roman detektif, materi alternatif.

_______________________________________________________________________________________


KAJIAN ESTETIK DAN EKSTRAESTETIK PUISI KE MANAKAH ANGIN KARYA MA’MUR SAADIE
Yeti Mulyati – FPBS Universitas Pendidikan Indonesia


Abstrak: Puisi merupakan karya sastra yang secara estetik relatif lebih kuat dan intens. Daya tarik estetik puisi memberikan kenikmatan kepada pembaca atau penikmatnya. Di samping memiliki kekuatan estetik, puisi yang bernilai tinggi harus memiliki unsur ekstraestetik yang agung. Kedua unsur ini harus padu di dalam jalinan yang koheren. Tulisan ini dengan menggunakan pendekatan struktural, menyajikan pembahasan terhadap unsur estetik dan ekstraestetik yang terkandung di dalam puisi “Lazuardi (Puisi Tujuh Larik untuk empat perigi hati: anak-anakku)”, yang terdapat di dalam kumpulan teks musikalisasi Kemanakah angin, karya Ma’mur Saadie. Tulisan ini berhasil mengungkapkan bahwa puisi Saadie ini memiliki daya estetik dan ekstraestetik yang tinggi.

Kata kunci: struktural, bait, lirik, estetik, ekstrsestetik, diksi, rima, irama, pengimajian, sufistik, musikalitas.

_______________________________________________________________________________________